Baby Margaretha : My Hero
Baby Margaretha, model seksi tanah air, namanya kini semakin
terkenal, ia juga pernah muncul di film horror lokal Pocong
Mandi Goyang
Pinggul bersama artis porno Sasha Grey. Muda, cantik, dan
memilki tubuh
seksi yang menggoda. Pose-pose sensual Baby telah banyak
menghiasi
majalah-majalah dewasa membuat setiap orang terutama pria
menelan ludah
melihatnya. Meskipun Baby memiliki body yang aduhai dan
senyuman yang
menggoda, Baby bukanlah orang yang sombong. Kadang tak segan
ia menolong
orang yang ia temui atau mengucapkan "terima
kasih" pada yang
membantunya, Untuk kasus yang terakhir, ada seorang pria
beruntung yang
pernah menerima ungkapan terima kasih ‘spesial’ darinya
.
-----------------------------------------
kepala tiga umurnya, meninggalkan kampungnya untuk mengadu
nasib di
Ibukota. Malang karena tak ada koneksi, bekerja serabutanlah
ia mulai
dari menjadi kuli hingga tukang kebun. Namun Jo bukanlah
orang yang
mudah menyerah, ia percaya bahwa semangat, mau belajar, dan
jujur pasti
akan membawanya sukses (yang terakhir perasaan dah pada
jarang deh ^^i).
Tidak sia-sia, berkat keuletannya, ia diminta salah seorang
temannya
untuk bekerja di studio photo bos temannya di Jakarta.
Yah... meskipun
kerjaannya juga tidak jauh-jauh dari fisik namun setidaknya
gaji yang
dia peroleh lebih baik dan cukup untuk dia bagi dengan
keluarganya di
kampung. Suatu pagi Jo sudah berangkat menuju studio tempat
ia bekerja.
Pagi ini Pak Rudi, bosnya, meminta ia untuk membantu beliau
menyeting
studio dan membersihkannya. Pak Rudi mengatakan bahwa nanti
sore beliau
mau mengadakan pemotretan beberapa model hingga malam.
"Jooo....
bersihkan ruangannya segera, itu kabel kau gulung yang rapi,
yang tak
kepake kau simpanlah di gudang sana. Setelah itu kau atur
sofanya
seperti yang aku bilang tadi, ingat Jo.... hati-hati itu
barang mahal,
terserah kau garap kapan, pkoknya nanti malam harus sudah
siap!" teriak
bosnya.
"Siap Pak!" Jo menyahut.
"Kau sekarang ikut aku ke taman kau angkut peralatan di
lemari nomor tiga. E itu rumput sudah kau rapikan kemarin?"
"Sudah Pak!" Jo menyahut.
"Bagus, sekarang cepat kau ambil perlatannya, setengah
jam lagi mereka datang."
Yah
itulah bos si Parjo, yang memang agak galak, dan mau seba
cepat. Hampir
tidak ada asisten yang betah bersamanya. Namun Parji dengan
kesabaran
dan keuletannya mampu bertahan. Untunglah Pak Rudy bukanlah
orang yang
pelit. Tak jarang, ketika beliau senang dengan pekerjaan
Parjo, beliau
mengajak makan Parjo di restoran mewah, atau memberinya uang
rokok
berlebih. Namun buah kesabaran dan kejujuran Parjo belumlah
pada
puncaknya. Namun hari ini adalah permulaannya. Ya, pagi itu,
studio
tersebut sangat ramai. Banyak proyek yang harus dikerjakan.
Model-model
baik pria maupun wanita datang silih berganti. Hingga
menjelang jam 9
malam ketika sesi pemotretan terakhir.Om Rudy... mav
Baby telat om. Agak Macet di jalan. Ngomong-ngomong tidak
bisa besok ya
om??" tanya seorang wanita cantik dan seksi.
"Selamat malam baby.
Om tidak bisa, deadline sudah dua hari lagi, besok om ada
jadwal lain,
dan masih harus mengedit hasilnya, ngomong-ngomong sendiri
kau datang
kemari? Mana supir kau?" tanya Om Rudy.
"Pak Supri sedang pulang kampung anaknya sakit, besok
siang baru pulang, makanya Baby minta besok om" jawab Baby.
"Siapakah
cewek itu?" Jo bertanya dalam hati, matanya melihat
gadis itu dari
ujung kaki hingga ujung kepala. "bukan main
sexynya" pikirnya.
Ya saat itu Baby Margaretha menggunakan rok dia atas lutut
dengan tanktop dipadu dengan jaket jeans biru, so sexy.
"Parjooo.... sini kau bantu saya kerja!" tiba-tiba
bosnya berteriak membuyarkan lamunannya.
Si...siap Pak..!"
Setelah sesi pemotretan tersebut usai, Baby Margaretha
membereskan tasnya hendak pulang ke apartemennya.
"Baby, lebih baik kamu menginap di rumah om saja, nanti
om bilang sama istri om, tidak baik pulang malam-malam" kata om Rudy.
"Tidak apa-apa om, Baby sudah biasa, Baby sudah tahu
mana rute yang aman, om" jawabnya.
"Yakin kau tak mau menginap?"
"Iya om tidak apa-apa."
Akhirnya Baby memacu kendaraannya. (dering ringtone HP),
"Wah
hape Baby ketinggalan, kebetulan rumahnya dekat kos kau Jo,
kau
antarkan ke sana ya, Rumahnya di Perumahan xxxxxx no xx kau
tahu kan?"
"Tau
bos, kos saya tidak jauh dari situ" jawab Jo. Malam itu
ia pun segera
memacu motor lamanya, untuk mempersingkat waktu, ia
menerabas
jalan-jalan kampung.
-------------------------------
The Mistake
"Uh sial, kena paku lagi, mana malam-malam begini"
keluh Baby Margaretha
Ban mobilnya tertusuk paku sangat dalam. Membuatnya harus
terhenti.
"Duh coba gue tadi nginep aja" keluhnya.
Sebenarnya
Baby belumlah terlalu hapal rute yang aman, dia hanya
melalui rute
singkat menghindari tol, sebab dia sering menyuruh supirnya
pada siang
hari untuk melakukan itu supaya ia bisa cepat mencapai
studio tempat ia
melakukan sesi foto atau ketika ia pulang agar cepat sampai.
Celakanya,
menjelang tengah malam, kawasan itu biasanya rawan. sudah
banyak
penodongan terjadi di sana. Ia kini menyesal mengapa ia
tidak mengiyakan
tawaran om Rudy untuk menginap di rumahnya. Dalam
kebingungan Baby
melihat-lihat apakah ada orang yang dapap dimintai
pertolongan.
Tiba-tiba datanglah beberapa orang bertampang preman. Yang
Pertama si
Gendut Bruno. Bruno sebetulnya tidaklah terlalu gendut.
Perawakannya
tinggi besar. Satunya lagi si kurus Tomi. Kulitnya gelap
dengan rambut
jarang-jarang. Mereka berdua termasuk preman di daerah
tersebut. Tak
jarang mereka mencegat kendaraan yang lewat malam hari untuk
sekedar
memalak korban-korban mereka. Melihat korban mereka kali ini
adalah
seorang gadis muda cantik nan seksi, mereka mengubah pikiran
mereka
untuk tak sekedar memalaknya.
"Hehehe... sayang ki, kalo cuman dipalak, dah lama gak
liat awewe hot euy" kata si gendut.
"Ah ko bisa saja bro, benar, mending kita garap dia
dulu hahaha...." timpal si kurus. Mereka pun mendekati Baby yang malang.
"Oh
my god, siapa mereka? Jangan-jangan...." Baby merasa
tidak enak dalam
hati melihat kedatangan para pria bertampang tidak
bersahabat itu.
"Hahaha.... Sendirian aje nih Neng Cantik?" sapa
si gendut tiba-tiba membuat Baby kaget setengah mati.
"Aduh... gawat..." katanya dalam hati.
"Kenapa Neng? Ban bocor ya? Kasihan.... sini abang
bantuin pompain bannya Neng hehehe..." timpal si kurus cekikikan.
"Eh... enggak bang makasih" kata Baby dengan
senyum dipaksa walau mengetahui dirinya dalam bahaya.
"Ah Jangan gitu non, kita mau kok bantuin Non,
asal..." kekeh si gendut sambil melirik si kurus.
"Asal non bantuin kita-kita juga hahaha...." tawa
si kurus sambil dengan tiba-tiba ia memegang payudara Baby.
"Hei...jangan kurang ajar kalian!” bentak Baby
Margaretha seraya menutupi dadanya dengan kedua tangannya.
"Uih.. kenyal cuy, kencang nian body nih cewek
huahahaha..." sahut si kurus terkekeh.Mereka pun kemudian melingkari Baby
mengepungnya. Tiba-tiba "plak" tangan si gendut menampar dan
memainkan pantat Baby
"TOLOOONNGG!!" teriak Baby dengan panik.
"Hahaha... teriak aja Non, nggak bakal ada yang
ngedengerin, rumah orang-rang pada jauh dari sini" ejek si gendut.
"TOLOOONNGG....." Baby kembali berteriak sambil
merangsek ke depan berusaha kabur.
Namun
si gendut yang sudah menduga gerakannya, segera menangkap
dan membekap
mulutnya dari belakang sehingga Baby tidak dapat bergerak
dan berteriak.
"Mmmpphh.... Mmpphh..." Baby kini hanya bisa
menggumam.
"hihihi...ayo manis, kita main-main sebentar, nanti
baru ban nya kita betulin!" tawa si kurus.
Belum
lama mereka merasa senang karena sebentar lagi akan segera
menikmati
santapan lezatnya ini, tiba-tiba ada sebuah motor yang
menabrak si kurus
dari belakang.
"Hwaduuhhh.....heh siapa itu!!" segera si gendut
melepaskan bekapannya dan memburu si penabrak.
"EH SINI LOE ANJING!" makinya.
Namun
kali ini lawan si gendut betul-betul gesit. Dia bergerak
kesana kemari
bagaikan kancil sehingga serangan si gendut hanya menyapu
angin saja.
Tiba-tiba sebuah tendangan ke arah anunya si gendut melayang
telak
"HWADOOOHHHH!!" si gendut meringis dan segera
disusul sebuah pukulan ke arah dagu yang membuatnya pingsan.
Sementara
itu si kurus yang baru saja bangun dan terpincang segera
akan mengambil
langkah seribu sebelum tiba-tiba kepalanya terbentur helm motor
yang
diayunkan oleh Baby dan mereka berduapun pingsan.
"Wah non, bahaya
pulang malam sendirian, harusnya non tadi nginep aja
non" kata si
penolong yang ternyata adalah si Parjo alias Jo.
"Joooo...." Kata Baby Margaretha sambil berlari
dan memeluk Jo.
Merasakan
dekapan cewek cantik aduhai apalagi kini Baby juga
menekankan
payudaranya pada Jo tentu bakalan membuat si otong lelaki
manapun tegak
berdiri.
"Aduh iya non, aduh mav say jadi sulit napas non,
aduh" kata Jo Jaim.
"Aih... makasih Jo kalau tidak kamu saya sudah..."
kata Baby lagi.
"Udah non gak apa-apa, yang penting non selamat. Ada
talii??" tanya Jo.
"Ada Jo tapi ban mobilku mogok" kata Baby.
"Nggak
apa-apa non, yang penting kita tali mereka dulu di pohon
itu,
sebelumnya kita bugilin dulu mereka, baru aman saya
menggantikan ban
mobil non" usul Jo.
Segera mereka berdua mengerjai kedua preman
tersebut. lalu Jo segera mengganti ban mobil Baby
cepat-cepat sebelum
mereka sadar. Untuk berjaga-jaga Jo pun mengawal Baby
Margaretha pulang
ke rumahnya.
------------------------------------
Rumah Baby
"Ya di sini Jo, terima kasih ya... ayo sini masuk dulu,
Jo!" kata Baby manis.
Tak lama kemudian mereka telah sampai di rumah Baby dengan
aman"Aduh
non makasih, udah malam gak enak sama tetangga, ini saya
sebenarnya mo
nyusulin hapenya Non yang ketinggalan." kata Jo segera
membuka tasnya
dan menyerahkan hp tersebut.
"Aduh Jo benar ini hape saya, aduh.... Jo Makasih ya,
ya udah sebentar ya." Baby pun mengambil dompet di tasnya.
"Nggak
Non, gak usah, saya ikhlas kok benar, saya pikir hp ini kan
barang
pentingnya non Baby, kalo sampai ilang, pasti non Baby
bakalan
kesulitan." kata Jo tambah jaim.
Melihat ketulusan hati Jo, Baby
pun merasa kasihan padanya. Bahkan uang yang akan
diberikannya bahkan
ditolak. Tiba-tiba muncullah sebuah ide nakal di pikirannya.
"Yah...
Jo ijinin baby berterima kasih dong.... Paling enggak masuk
dulu dong,
sini Baby buatin minum ama sandwich yah? jangan nolak loh,
kalo enggak
Baby nangis nih" rayunya.
"Duh jangan nangis non, jadi nggak tega Jo, iya deh
non, Jo masuk, sebentar aja ya" katanya tak dapat mengelak.
Di
dalam merekapun duduk bersama di sofa ruang tengah menikmati
sandwich
dan sirup dingin yang Baby buat. Namun tanpa sepengetahuan
Parjo, Baby
telah memasukkan obat kuat ke dalam minumannya.
"Jadi asalmu dari kampung Jo?" tanya Baby.
"Iya
non, abis saya sumpek di kampung, gak ada kerjaan, daripada
nganggur,
saya mencoba ngadu nasib di Jakarta, siapa tau berhasil,
tapi ya gini
sih non, saya syukurin aja apa yang saya dapat
sekarang." jawab Parjo.
"Udah berapa tahun kamu di Jakarta Jo?" tanya
Baby.
"Sudah lima tahun lebih sih non." seraya
menghitung dengan jarinya.
"Oh... la keluarga kamu gimana Jo? Apa kamu gak
kangen?" tanya Baby lagi.
"Kangen
sih Non, paling saya pulang setahun sekali pas libur
panjang. Kalaupun
saya bawa mereka ke Jakarta, kasihan Non, di sini apa-apa
mahal dan
macet, takutnya gak pada betah Non." keluh Parjo.
"Wah hebat kamu
Jo, kamu orang yang baik ya. Jarang saya bertemu laki-laki
sepertimu."
puji Baby dan memandang mata Jo dengan nakal.
"Beruntung ya, cewek yang
dekat denganmu."
"Ah.. saya nggak punya pacar non, mana ada yang mau
sama cowok jelek macam saya non." kata Jo malu-malu.
"Masak sih Jo, kamu cakep kok di dalam sana" rayu
Baby
"Ah non Baby bisa saja" kata Jo tersipu malu.
Tiba-tiba
Baby Margaretha berpindah tempat duduk mendekati Jo. Kedua
kaki
seksinya ia taruh di sofa seraya memandang Jo nakal. Pria
mana yang
tidak bakalan tergoda yang melihat cewek seksi dengan celana
jins super
pendek seolah seperti CD dan tanktop ketat yang menunjukkan
lekuk tubuh
serta belahan dada seorang Baby Margaretha. Ditambah dengan
tatapan
nakal Baby, membuat Jo agak klepek-klepek.
"Jo, Baby gak bohong kok, Jo cakep deh" rayu Baby
lagi.
Kini Jo hanya terdiam, ada sedikit di celananya. Baby pun
melanjutkan rayuannya
"Jo, mau gak Jo jadi pacar Baby malem ini aja? Paling
gak, Baby beneran mau balas budi buat Jo. Mau yah Jo..."
Melihat
sikon yang mulai mengundang Jo pun sadar, dia sebenarnya
juga tergoda
oleh rayuan Baby Margaretha. Bagaimanapun, Jo adalah seorang
pria dan
tidak ada satupun pria waras yang tidak akan tergoda oleh
body seksi
Baby Margaretha barang sedikitpun. Ia juga paham, dia
sebetulnya
bukanlah pria yang betul-betul alim. Karena pergaulan juga,
dia akhirnya
pernah merasakan surga dunia walaupun membayar. Kebetulan
waktu menjadi
kuli, banyak teman-temannya berasal dari perantauan. Tak
jarang bagi
mereka yang telah beristri merindukan kehangatan tersebut.
Dan tak
jarang pula mereka mengajak Jo. Awalnya karena gengsi dan
tidak ingin
dianggap cupu, dia mengikuti teman-temannya. Namun ia
belakangan agak
ketagihan kala birahinya memuncak. Hanya saja pekerjaan yang
sibuk dan
berat belakangan rupanya mampu mengontrol nafsu Jo. Namun ia
masih ingat
kalau Baby adalah klien penting bosnya. Jo tidak mau
perbuatannya nanti
menjadi masalah di kemudian hari. Dengan jaim dia berkata,."Aduh
Non, beneran Jo Ikhlas, aduh Non... mending jangan deh, Jo gak enak sama non
dan pak Bos."
Baby pun tertawa mendengar Jo berkilah, ia berkata dalam
hati, "Huh, jaim-jaim ngaceng juga kamu."
Baby pun kembali menggodanya "Jo, kalau kamu ikhlas,
kenapa dedekmu nggak sih" seraya mengelus tonjolan di celana Jo.
Jo
pun kaget setengah mati, jantungnya hampir copot. Benar apa
yang
dikatakan Baby, ternyata si otong nggak ikhlas. Di balik
persembunyian
si otong seolah berteriak-teriak minta jatah untuk beraksi.
Melihat
Jo hanya terdiam, Baby pun kembali merangsang Jo. Kali ini tangan
kirinya merangkul Jo, buah dadanya yang montok dan berisi ia
tempelkan
ke dada bidang Jo dari samping, sementara itu tangan
kanannya masih
mengelus-elus tonjolan di celana Jo. Kali ini Jo sudah tidak
dapat
menolak. Entah karena birahinya kembali memuncak tak
terbendung atau
dengan pengaruh viagra yang tanpa sadar ia minum tadi, kini,
Jo mulai
larut dalam permainan. Namun perasaan jaim masih tersisa di
pikirannya,
"Non, bener saya tidak enak non sama non dan pak Bos,
kalau ada yang tahu gawat non, bisa dipecat saya" rengek Jo.
"Ah
Jo.... santai aja kali, rumahku sedang sepi kok supirku
sedang pulang
kampung dan pembatuku baru besok siang balik sini. Santai
aja Jo kita
aman kok, gak ada yang ngintipin, asal...." rayu Baby
lagi.
"Asal apa non?" tanya Jo.
"Asal
kamu gak nolak dan jangan bilang ini ke siapa-siapa yah,
hanya untuk
kita berdua aja yah Jo." jawab Baby. Mendapat lampu
hijau seperti itu,
Jo menjadi tidak ragu-ragu lagi.
"Siap non hehehe..." Jawab Jo bersemangat.
"Idihh... tadi malu-malu jaim, sekarang nafsu nih ye" ledek baby
dengan tertawa
Jo
tida membalas. Mereka hanya bertatapan kemudian Jo memulai
inisiatif
dengan melumat bibir Baby Margaretha terlebih dahulu.
Tangannya segera
meremas-remas payudara Baby dengan lembut. Beberapa menit
bibir mereka
bertemu dan berpagutan. Lidah Jo dengan aktif menggelitik
rongga mulut
Baby.
"Jo kamu udah pernah ya?" tanya Baby kemudian
melepas ciuman mereka. "
Hhhh.... sudah non, dulu pas jadi kuli, tapi ya cuman jajan
biasa non." jawab Jo sambil mengambil napas.
"Hmm... jadi beneran belum pernah ama pacar ya
Jo?" tanya Baby lagi.
"Belum, emang kenapa?" tanya Jo.
"Gak
apa-apa, sini, baby contohin. Idih... jangan di monyongin
dong Jo
hahaha..." Baby tertawa melihat ulah Jo. "Sini Jo
deketin wajahmu"
Jo
pun mendekatkan wajahnya. Kali ini, giliran Baby Margaretha
yang
melumat bibir Jo. Pertama, dipegangnya dagu Jo, kemudian
dikecup-kecupnya bibir Jo dengan lembut menghisapnya
perlahan dan
pelan-pelan Baby memainkan lidahnya. Baby memainkannya
dengan baik
seolah mengajak lidah Jo bergulat serta membuat bibir Jo
hangat seolah
dipeluk membuat Jo bak di atas awan.
"Gitu Jo, sekarang giliranmu ayo!" ujar Baby, kini
baby bahkan memosisikan duduknya sehingga ia kini dipangku oleh Jo.
Jo
pun melakukan apa yang dicontohkan oleh Baby. Dipandangya
gadis molek
itu, kemudian dikecupnya lembut bibir Baby seolah
memeluknya, kemudian,
ia teruskan dengan memainkan lidahnya perlahan seolah
mengajak lidah
Baby berpagutan. Baby kemudian menaruh kedua tangan Jo di
payudara dan
pahanya, kemudian ia meminta Jo untuk melakukannya lagi.
Dengan lembut
tangan Jo membelai-belai payudara dan paha foto model seksi
itu.
Kemudian ia selipkan tangannya dibalik tanktop ketat dan
hotpants Baby,
mencari-cari putingnya di balik cup penutupnya kemudian
memijitnya
lembut dan nakal. Gairah mereka berdua kini telah memuncak.
Baby dan Jo
saling melepaskan baju mereka. Jo masih menyosor dengan
ciuman-ciuman
nakalnya pada bibir Baby sementara kedua tangannya
bergerilya
membelai-belai tubuh seksi Baby Margaretha. Baby kemudian
mengajak Jo
masuk ke kamarnya. Ia kemudian mendorong tubuh Jo bersandar
di
ranjangnya, kemudian Baby mengkecup-kecup puting Jo,
memainkan dengan
lidahnya dan tangan lembutnya kini mengarah ke batang
kejantanan Jo,
membelainya dan memijitnya dengan hangat. Baby sangatlah pintar
memainkan lidah nakalnya. Diputar-putar lidahnya
mengelilingi puting Jo
dan digigit-gigitnya kecil seolah itu permen mint bagi Baby,
sementara
tangannya membelai kejantanan jo dengan berirama. Permainan
Baby pun
membuat Jo terangsang setengah mati. Ia pun juga tak mau
kalah, kini ia
memilin-milin dan memijat puting Baby membuatnya mendesah
tak keruan,
Kesempatan itu tak disia-siakan, Jo segera melumat payudara
Baby yang
montok itu. Diciuminya dengan lembut dan menggigiti puting
Baby membuat
Baby mendesah-desah. Tak lupa Joko kombinasikan dengan
sapuan lidahnya
seperti yang dicontohkan oleh Baby tadi. Jo menaruh
tangannya pada
vagina Baby, mencari-cari klitoris Baby dan memainkannya,
"Auw... pelan-pelan dong Jo, pelan, kayak kamu mijitin
putingku tadi Jo" rayu Baby nakal.
Jo
pun menurutinya. Kini sambil memainkan puting Baby, Jo
memijit-mijit
klitoris Baby dengan lembut membuat Baby mendesah-desah tak
karuan dan
menggigit bibirnya. Sesekali Jo mencelupkan jari-jarinya ke
dalam vagina
Baby, mengoreknya perlahan seolah tidak ingin kehilangan
setiap jengkal
cairan madu dalam vagina Baby. Tiba-tiba ia menemukan suatu
tonjolan-tonjolan kasar dan menekannya.
"Aaahhhhh..... terus Jo, di situ
teeerruuusss....." desah Baby mengeliat-geliat. Jo pun makin bersemangat
melakukannya.
"Ohh....
ohhh,,, Jooo... Aku keluarr....." desah Baby mencapai
orgasmenya
diiringi lendir kewanitaan yang mengalir deras dari
vaginanya.
Jo
pun segera menyeruputnya dengan lahap. Lidah Jo seolah
menyeka seluruh
belahan vagina baby tanpa menyisakan cairan lendir
sedikitpun. Baby pun
mengambil nafas sementara Jo masih sibuk menyeka vaginanya.
"Jo sini dong tiduran sebelah Baby..." rayu Baby.
Jo pun menurut. Kini baby memposisikan dirinya di atas Jo
sehingga lebih leluasa melihat penis pria itu.
"Jo
punyamu besar juga ya" kata Baby sambil sibuk membelai
kejantanan Jo,
menjilatinya memutar, memainkan lubang kencing Jo dengan
lidahnya yang
nakal, dan mengulum-kulum penis tersebut.
Dalam Hatinya surprise
juga Baby melihat penis Jo berukuran hampir sepusarnya
dengan diameter 4
cm. Namun membayangkan ukuran penis yang akan menggarapnya
mebuat Baby
makin bersemangat.
"Ohhh..... terussss Non... Ssspppp.... ohhhh.... enak
non, terus" racau Jo tidak karuan.
Baby
pun kini menjepit penis Jo dengan payudaranya yang montok.
Ia menaik
turunkan payudaranya. sembari mulutnya masih mengulum penis
Jo.
"Ohhhhh.... " lenguh Jo panjang.
Tak urung isapan mulut seksi Baby ditambah jepitan Payudara
Baby membuat kelabakan setengah mati. Pertahanan Jo akhirnya jebol,
"Uh... non... Jo mau keluar non, lepas dulu non!"
Namun Baby tidak memperdulikan ucapan Jo dan terus menghisap
penisnya hingga akhirnya Jo ejakulasi dalam mulut Baby.
"Uhhh....
Ohh....." "crot...crot....crot..." lebih dari
lima kali penis Jo
berkedut, namun Baby Margaretha masih belum melepaskan
isapannya dari
penis Jo, seolah tidak ingin melewatkan setetespun sperma
yang keluar
dari penis Jo. Cairan putih itu dilahapnya dengan rakus. Jo
hanya bisa
mendesah keenakan
"Ahhh..... Non Babyy...."
Baby Maragaretha
pun menyelesaikan isapannya dengan sebuah kecupan kecil pada
lubang
kencing Jo. Lalu ia menjulurkan lidah menunjukkan sisa
sperma yang dia
tampung di mulutnya pada Jo, kemudian menelannya habis.
Pemandangan nakal itu membuat Jo takjub.
Baby Margaretha kemudian
meminta Jo untuk mengambilkan segelas air dingin dari lemari
es di pojok
kamar. Ia lalu meneguk air minum tersebut.
"Uih... seger Jo..." kata Baby Manja.
"Non, apa gak jijik nelen peju? Emang rasanya enak ya
Non" tanya Jo keheranan.
"Habis pejumu enak sih Jo" kata Baby terkikik.
"gurih lagi" godanya.
"Eh apa iya non " kata Jo polos tidak percaya.
"Enggak segitunya kali Jo, tapi enak kok
hahaha..." tawa baby.
Dalam
hati Baby berpikir ternyata sangar-sangar gini Jo culun dan
menyenangkannya, tidak seperti para pria yang pernah
membookingnya yang
hanya sekedar menginginkan sex darinya. Baby berpikir andai
Jo mau
menjadi budak seksnya pastilah asyik. Jo kini memulai
inisatif,
dibelainya lembut tubuh Baby Maragaretha dan diciumnya
dengan lembut.
"Tadi malu-malu kucing, sekarang nagih ya Jo?"
goda Baby nakal.
Jo
hanya tersenyum dan kembali menggarap tubuh seksi Baby. Tak
beberapa
lama, penis Jo kembali menegang dan kini ia pun siap. Ia
memposisikan
dirinya di bawah dan Baby di atas. Baby pun tanggap dan
segera
membimbing penis Jo masuk ke dalam liang vaginanya.
Perlahan-lahan Baby
menurunkan pinggulnya, namun penis Jo memang besar. belum
sampai
tertelan semua, Baby merasakan sesuatu menyeruak di pintu
rahimnya.
Ternyata penis Jo Mentok di vaginanya.
"Uuuhh...gedenya, memek gua ampe penuh" gumam Baby
dalam hati.
Baby
mendiamkan dulu vaginanya menancap mencoba beradaptasi
dengan penis Jo.
Tak lama kemudian ia baru mulai menggoyangkan pinggulnya
perlahan.
Perlahan pula rasa perih dan sesak di vaginanya berkurang
dan mulai
tergantikan rasa nikmat. Baby menaik turunkan pinggulnya
dipadu dengan
gerakan maju mundur dan memutar. Terkadang Parjo menggodanya
dengan
mengangkat pinggulnya supaya penisnya masuk lebih dalam.
"Ahhh..... Ohhhh..... SSss... JJoooo..... Enak,
Jo" ceracau Baby Margaretha.
Baby
tambah mendesah-desah ketika tangan Parjo dengan usil
menggerayangi
payudaranya. Memijit-mijit puting dan membelai kedua buah
dada dengan
lembut.
"Iisseeeppp Jooo.... Ahhh.... Sshhh...." desah
Baby meminta Parjo menghisap payudaranya.
Parjopun
kini duduk memangku Baby dan menariknya mendekat padanya
supaya ia
dapat menyusu pada payudara montok itu. Baby pun melanjutkan
genjotannya
naik turun. 10 menit kemudian Parjo meminta Baby nungging
namun ia
tidak langsung memasukkan penisnya. Ia gerayangi payudara
Baby dan ia
tusuk-tusuk vaginanya dengan kedua jarinya membuat Baby tak
tahan,
"Engghh.... Jo masukinnn...." pintanya lirih
Maka
dengan satu sentakan medadak Parjo menusukkan penisnya pada
liang
vagina Baby. Membuat tubuh Baby melengkung ke atas disertai
lenguhan
nikmat. Kesempatan itu tak disia-siakan Parjo. Kepalanya
meyusup
melewati bawah ketiak Baby dan menyusu pada payudara Baby.
Parjo sungguh
membuat Baby kewalahan, penis Parjo menusuk dengan berirama.
Sebentar
lambat lalu tiba-tiba disusul dengan tusukan cepat penis
Parjo hingga
mentok ke mencapai pintu rahim Baby. Ditambah dengan
isapan-isapan nakal
pada puting payudara Baby sesekali disertai gigitan lembut.
Serangan
bertubi-tubi Parjo membuat Baby kewalahan. Tak berselang
lama Baby
melenguh panjang. Mulut seksinya membentuk huruf O dan
punggungnya
melenting ke belakang menandakan oragasmenya telah datang.
Cairan cinta
Baby mengalir deras dari sela-sela liang vaginanya. Namun
Parjo tidak
menghentikan tusukan-tusukan penisnya pada vagina Baby
sehingga
orgasmenya datang bergelombang. Hal ini tentu membuat Baby
melenguh
panjang. Bibir parjo kini berpindah dari payudara Baby
menuju bibirnya,
Mereka berciuman dengan penuh gairah. Kini Parjo membuat
Baby tiduran
terlentang. Membuat Parjo lebih mudah melancarkan
serangan-serangannya.
Ia langsung menaikan kecepatan. Baik tangan kanan dan kiri
tak luput
membelai dan meremas-remas payudara seksi Baby. Bibir Parjo
juga
bergerilya dari satu puting ke bibir seksi Baby. Baby segera
memperoleh
orgasme kedua. Tubuhnya melenting ke atas namun tertahan
oleh tindihan
Parjo. Sementara itu kedua tangan Parjo meremas kedua
payudaranya dan
keduanya saling berciuman. Rupanya Baby menikmati kondisi
dimana Baby
seolah sedang diperkosa Parjo. Ia memeluk Parjo dan ia
kaitkan kedua
kakinya pada pinggul Parjo. Baby sekali lagi mendapatkan
multi orgasme.
Kali ini Parjo makin mempercepat tusukannya. Baby kelabakan
menerima
gempuran itu hingga akhirnya ia mendapatkan orgasme
keempatnya.
"Hekh....heh.... Non. Jo mau keluar non, Jo keluarin di
luar ya non" kata Parjo takut membuat Baby hamil.
Namun
Baby justru mengaitkan lagi kakinya pada pinggul Parjo dan
memeluknya
serta menciumnya dengan ganas. Membuat tekanan pada penis
Parjo
berlipat. Penis Parjo seolah dipijit-pijit dari segala arah
plus telah
mentok pada mulut rahim Baby seolah penis Parjo sedang
menciumi pintu
rahimnya. Membuat Parjo segera menyemburkan spermanya dengan
deras pada
rahim Baby.
"Crott....Crroott....Crroott..." penis Parjo
berkedut-kedut mengeluarkan isinya mengisi rahim Baby.
Setelah melalui gelombang orgasmenya, Parjo pun ambruk
menindih Baby. Penisnya masih menancap pada liang vagina Baby.
"Hhh.... Non, gak papa di dalem? Kalo non hamil
gimana?" tanya Parjo resah.
"Kalo gue hamil, Jo tanggung jawab yah" goda Baby
nakal.
"ehh...kok?" Parjo panik.
"Hahaha....
gak apa-apa Jo, baby selalu minum pil anti hamil kok, santai
aja.
Lagian lebih enak kalo dilepasin di dalem Jo, lebih dalem
sensasinya"
jelas Baby.
“Fuhh….” Jo pun menarik napas lega karena Baby hanya
bercanda.
Kini
mereka berdua bangkit dari ranjang, Baby segera menarik
lengan Jo
menuju kamar mandi. Kamar Mandi Baby tidaklah terlalu besar,
namun ada
bathub dan shower di dalamnya. Di dalam kamar mandi, Baby
dan Parjo
saling semprot dengan shower. Hampir seluruh tubuh Baby
Parjo semprot,
apalagi vagina Baby yang merah dan ditumbuhi sedikit
bulu-bulu halus
membuatnya kegelian.
“Hahaha…. Geli Jo…. Geli….” tawa Baby manja.
Kini
giliran Baby mengerjai Parjo. Disemprotnya Parjo dan kembali
penis
Parjo ia jepit di antara payudaranya dan hisap-hisap hingga
tegang
kembali. Kali ini Parjo tidak mau kecolongan. Parjo
menyandarkan tangan
Baby pada bathub dan memegang pantat Baby mengepaskan dengan
penisnya.
Tiba-tiba, “blush…” penis Parjo menusuk masuk liang
kenikmatan Baby,
membuat Baby melenguh nikmat dan tubuhnya terlenting seksi
ke belakang.
Tangan Parjo pun memegang bongkahan pantat Baby.
“Ssshhh…. Jo, tampar pantatku Jo…” erang Baby nikmat.
“Plak….plak…plak….” tamparan pun mendarat di pantat Baby
membuatnya memerah.
“Ssshhh…. Enak Jo, saya mau keluar” erang Baby menahan
nikmat.
Parjo pun menaikkan kecepatan tusukannya. Kedua tangannya
kini meremas-remas payudara Baby.
“Ohhh…..”
“Crrrr….crrr…” Mulut Baby membentuk huruf O yang seksi.
Tubuh Baby
melenting ke belakang. Lututnya bergetar tak mampu menahan
berat
tubuhnya. Baby terjatuh pelan bertumpu pada lututnya.
Sementara Parjo
masih mendiamkan Baby menikmati orgasmenya dan menyangga
tubuh Baby agar
tidak terlepas.
“Jo, capek berdiri terus nih” keluh Baby manja.Maka
gantian lah Jo duduk di bathub dan memangku Baby yang sedang
berusaha
memasukkan penis Parjo ke dalam liang kenikmatannya.
“Bleeeshh….”
“Heghh….” Baby melenguh, merasakan penis Parjo menembus
ruang terdalam
liang kenikmatannya dan seolah mencumbu pintu rahimnya seolah
membuat
vaginanya meleleh nikmat. Jo pun berdiri dan menggendong
tubuh Baby. Jo
mulai melanjutkan persetubuhan yang hot itu. Dia
menyandarkan tubuh Baby
pada tembok, menusuknya dengan kencang, dan sesekali
menciuminya.
Sementara Baby mengaitkan kakinya dengan erat dan memeluk Jo
kencang
supaya tak jatuh. Posisi ini membuat tusukan-tusukan Jo
semakin dalam.
Baby pun mengerang keenakan, membuat Jo bersemangat. Tak
berselang lama,
tubuh Baby melenting mendapatkan orgasmenya. Jo yang pada
posisi itu
merasakan penisnya bagaikan di giling-giling nikmat oleh
vagina Baby pun
tak kuasa menahan gejolaknya lagi. Dengan sekali sentakan,
penis Jo
kembali mencium pintu rahim Baby Margaretha dan mengalirkan
sperma
hangatnya ke dalam rahim Baby, mengisinya penuh, seolah Jo
ingin Baby
mengandung anaknya. Mereka berduapun berciuman mesra, bibir
dan lidah
saling mengait, seolah tak ada hari esok. Jo pun duduk
kembali pada
bathub. Kali ini giliran lutunya yang bergetar. Sementara
Baby sibuk
membersihkan penis Jo dengan hisapan mautnya seolah tak
ingin ada sperma
yang tertinggal. Setelah itu merekapun mandi bersama, saling
membasuh
dan menyabuni satu sama lain. Tentunya Jo tak melewatkan
kesempatan
untuk kembali meremas-remas payudara Baby yang seksi.
____________________________
End of Night
Usai
mandi, Baby meminjamkan kimono dan handuknya pada Parjo.
Sementara Baby
membalut tubuh seksinya dengan handuk ungu. Berjalan menuju
lemari es
dan menungging untuk mengambil botol air mineral.
Mengarahkan pantat
seksinya pada Jo, seolah kembali mengundang untuk bermain.
Melihat pemandangan yang begitu menggoda, Jo kembali
mendekati Baby dari belakang dan memeluknya hangat.
“Ei...ei.. Jo… udah dulu dong, Baby mo istirahat dulu, kamu
udah tiga kali keluar lo Jo” kata Baby Margaretha sewot.
“Hehehe…
tanggung non, biasanya kalo udah tiga juga Jo lemes. Cuman
entah kenapa
ini otong “naek” lagi, udah deh non, nurut aja yah” Kata Jo
terkekeh.
“Gawat,
gue lupa, tadi udah masukin viagra ke minuman Jo” gumam baby
lirih.
Namun apa daya, serbuan Jo juga kembali membangkitkan gairah
Baby
Margaretha. Tubuhnya haus akan belaian lelaki. Beberapa hari
ini memang
para bos-bos dan eksekutif yang membookingnya belum
memanggilnya lagi
karena sedang sibuk, maklum akhir tahun, masa tutup buku,
sedang
sibuk-sibuknya, sehingga ia tidak merasakan seks yang penuh
gairah sejak
itu. Baby pun menyambut ajakan Jo, dan kembali mereka
keduanya memadu
kasih hingga pagi menjelang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar