Empat Mata XXX : Vega Darwanti EDITION
Istrinya yang hamil tua, membuat tukul kelimpungan untuk
melampiaskan nafsu biologis yang biasanya rutin tersalurkan dengan istrinya
susi similikiti weleh weleh, ditambah lagi pekerjaannya sebagai host empat Mata
yang sehari- hari ditemeni oleh Vega yang seksi dan bintang tamu yang sering
tampil menggoda, membuat tukul makin mupeng dan tak tersalurkan.
Hal ini berimbas pada performa dia saat tampil sebagai Host,
yang biasanya lebih bisa mengeluarkan lawakan2 ringan yang mengena, menjadi
lebih banyak seriusnya hingga rating acaranya semakin turun. Hal ini memang
disadari sendiri oleh tukul dan seluruh crew empat mata.
Saat take syuting selesai dan semua mulai mempersiapkan diri
untuk pulang, Tukul masih terdiam di kursi ruang ganti dengan kepala tertunduk
lesu. Dia sadar kalo begini terus, acaranya bisa tutup dan dia kembali lagi ke
masa2 dulu yang penuh kemiskinan, dia khawatir anak istrinya tidak siap untuk
kembali lagi ke masa2 susah seperti dulu. Saat Tukul merenungi nasibnya, Vega
datang untuk pamit pulang. Tapi karena sedang melamun Tukul tidak langsung
merespon hingga Vega merasa khawatir dengan Tukul.
"Ada apa mas, kok kayak lagi banyak pikiran" tanya
Vega
"Ah, enggak ada apa-apa kok veg..." elak Tukul
tapi setelah itu diselingi dengan tarikan nafas panjang yang menandakan pikiran
yang penuh.
Ngeliat itu, vega duduk didepan Tukul.
"Ada apa sih mas... kayaknya pusing banget... sapa tau
saya bisa bantu"
Setelah lama dibujuk oleh Vega, Tukul pun bercerita
kekhawatirannya kalau rating show nya turun terus, bisa2 acaranya ditutup dan
semua orang yang terlibat didalamnya bisa kehilangan pekerjaan.
Vega merasakan hal yang sama, dilingkupi oleh kekhawatiran
yang sama, tapi mencoba untuk bersikap
tegar dan dewasa.
"Udah lah mas, itu sih masalah rejeki, sudah ada yang
ngatur, seenggaknya saya sih udah sampe sejauh ini pun sudah bersyukur mas, ga
nyangka bisa kayak gini juga, kalau ga berkat mas Tukul, mungkin saya ga kayak
gini mas", ucap Vega lirih, tanpa terasa matanya berkaca-kaca dan kemudian
air matanya mengalir di pipinya yang putihmulus.
Ngeliat itu Tukul refleks merangkul bahu Vega untuk
menenangkannya..
"Ga lah Veg, ini semua bukan cumin karena saya, tapi
kamu juga, yang lain juga... tapi kalo walaupun entar acara ini berhenti, kamu
jangan lupain saya ya Veg..." bisik Tukul lirih..
Mendengar itu, tangis vega pun menjadi, dia bergerak memeluk
tukul hingga dadanya yang saat itu menggunakan pakaian yang menunjukan belahan
dadanya yang montok, menempel di dada tukul. Walaupun kondisi sedang sedih,
sentuhan toket Vega didadanya menghidupkan nafsu birahinya yang selama ini tak
tersalurkan dan menjadi biang semua masalah yang ada.
Tangannya bergerak merangkul badan Vega, semula hanya
mengelus-elus punggungnya seiring dengan naiknya birahi tukul, elus-elus itu
berubah menjadi remasan-remasan kecil di punggungnya, kemudian bergerak kebawah
ke arah pinggangnya.
Wangi tubuh Vega terhirup oleh hidung tukul semakin
memperkeruh pikirannya. Perlahan bibirnya mencium rambut Vega kemudian bergerak
ke telinganya.
Menyadari ada perubahan sikap, Vega bergerak merespon,
menolak badan tukul untuk menjauh.
"Mas Tukul, apa-apa in sih... inget mbak susi mas yang
lagi hamil" sungut Vega agak marah.
Tukul kemudiann sadar, kemudian bergerak menjauh.
"Iya Veg, maaf banget, aku ga tahan Veg... udah ampir 7
bulan aku ga dapet..." kata tukul lirih..
"Lho, masak sih mas? kok bisa??" Vega yang semula
marah bertanya heran
"Iya Veg, itulah yang bikin aku pusing Veg, tiap aku
minta, Susi malah marah2, kayaknya bawaan dari oroknya tuh, sejak hamil jadi
gitu" tukul berkata pelan..
Vega termenung mendengar cerita tukul, dia tau tukul tidak
berbohong, pikirannya langsung berkata bahwa ini adalah pangkal dari semua
permasalahan yang ada, Vega paham, kondisi di rumah yang tidak mendukung
membuat tukul stress dan tidak lepas lagi dalam becanda hingga acaranya semakin
lama semakin garing.Walaupun sudah agak reda, nafsu tukul masih menyala-nyala,
apalagi melihat sosok tubuh seksi Vega yang hanya beberapa senti didepannya,
wangi tubuh Vega semakin menyulut nafsu tukul.
"Veg, bantuin aku dong Veg, aku udah ga tahan lagi
kayak gini.." tukul memelas...
"Maksudnya bantuin gimana mas?"
"yaa... bantuin aku supaya pikiranku lepas.."
"maksudnya?..." pikiran Vega mulai menebak-nebak,
akhirnya "hah??.. maksudnya aku musti gantiin mbak susi ngeladenin mas
tukul?, enggak ah mas!!" ujar Vega sengit, dia ga percaya tukul meminta
hal seperti itu...
emangnya dia barang cadangan yang bisa dipake seenaknya...
"iya..sih.. aku memang minta terlalu banyak Veg..tapi
kalo kamu ga mau.. ya gapapa deh.."
kata tukul menghiba, kemudian berdiri menjauhi Vega..
Melihat itu, Vega kasihan juga, dia berpikir ini untuk
kebaikan semua orang termasuk dia sendiri "Ya sudah mas, aku mau
bantu" kata Vega pelan...
Tukul seolah tak percaya dengan pendengarannya, "bener
Veg??".. Tanya tukul memastikan...
"Iya... tapi pake tangan aja ya mas..." kata Vega,
dia sendiri ga percaya dia menyanggupi permintaan tak senonoh itu.
Walaupun mengharap lebih, tapi pikiran untuk mendapat hand
job dari Vega membuatnya excited juga... "terima kasih ya veg, kamu memang
temen yang baik..."
"Udah diem, jangan banyak omong, sinih kubuka
celananya"
Tukul seakan tak percaya ketika tangan vega membuka ikat
pinggang, kancing, ritsluiting dan memlorotkan celananya, dia melihat respon
keterkejutan vega ketika batangnya menyeruak keluar saat celana dalamnya
diturunkan oleh vega. Tubuhnya terasa tersengat ketika tangan mungil vega mulai
menggenggam batangnya dan bergerak mengocoknya.
Vega mengeluarkan teknik terbaiknya untuk mengocok batang
kejantanan tukul, berharap supaya cepat muncratdan selesai, tapi dugaannya
meleset walaupun berbagai teknik ngocok dia keluarkan mulai dari ngocok
perlahan hingga cepat, tukul masih juga bertahan.
"Veg.. kalo boleh.. aku lihat susumu veg.." pinta
tukul
"apa?? enggak ah mas..." tolak vega
"ya sudah, maksudku biar cepet keluarnya veg..."
bener juga pikir vega, akhirnya dia bersedia menurunkan
bajunya kebawah hingga munculah toket kenyal dan montok milik vega dengan warna
puting merah jambu yang masih belum muncul karena belum dipakai untuk menyusui.
Tangan tukul refleks bergerak meremas toketnya.
Vega kaget karena dia ga tau toketnya bakal diremas, tapi
karena berpikir supaya bisa cepat keluar akhirnya dia biarin tangan tukul
meremas-remas toketnya yang montok sambil bergerak memelintir puting susunya.
Dihadapkan dengan situasi itu, lama-lama birahi Vega naik
juga, remasan tukul ditoketnya serta didepannya terpampang konti tukul yang
hitam, gemuk dan panjang itu membuat pikiran warasnya dikuasai birahi. tanpa
disuruh, vega bergerak menciumi kepala konti tukul sebelum akhirnya
mengulumnya.
Tukul melenguh merasakan kontinya dikulum oleh mulut Vega
yang bergerak maju mundur memberinya kenikmatan tiada tara yang selama ini
hanya ada dalam hayalannya. Sudah lama tukul menghayalkan dia bisa ngentot Vega
yang berbadan seksi, dan sekaranglah saat itu.
Lidah vega meliuk-liuk menjilati konti tukul memberikan
service terbaik yang pernah dia berikan, bahkan pada pacarnya pun dia belum
pernah memberikan kuluman seperti itu.
Birahinya yang tinggi, membuat dia pasrah ketika tangan
tukul bergerak melucuti seluruh pakaian yang dia kenakan, hingga dia kini
telanjang bulat, memberikan pemandangan yang sangat membanngkitkan gairah lelaki
manapun yang melihatnya.
Vega menarik tukul untuk pindah ke kursi sofa yang terletak
tidak jauh dari mereka, sambil mulutnya masih mengulum dan menghisap kontol
tukul seolah-olah sayang untuk dilepas walaupun untuk sesaat. Badan tukul
dibaringkan di sofa itu, kemudian vega menindih tubuh tukul hingga memeknya
yang tercukur rapi berada diatas wajah tukul. Tukul langsung tanggap bergerak
menciumi memek vega, dan memainkan klitorisnya dengan jilatan dan sapuan
bibirnya.
Vega melenguh merasakan sapuan bibir monyong tukul, dia ga
nyangka ternyata permainan bibir tukul sangat dahsyat dirasakan oleh vaginanya,
hingga akhirnya Vega melenguh panjang
"aaahhh...." gelombang birahi vega mencapai
puncaknya, dia merasakan
orgasme yang hebat oleh permainan bibir tukul.
Vega pun tidak mau kalah, dia kembali bergerak lebih agresif
mengulum,
menghisap dan menjilat kontol tukul.
Dia tidak habis pikir, tukul yang katanya sudah lama tidak
memperoleh jatah dari istrinya, masih tahan untuk tidak segera muncrat.
Selama beberapa saat mereka bersaing untuk saling memuaskan
pasangannyadalam posisi 69, hingga akhirnya birahi Vega kembali meninggi,
diapun bergerak memutar.
"Aku puasin ya mas..." bisik Vega
sambil mengangkangi badan tukul, tangannya bergerak memegang
kontol tukul dan mengarahkan keliang vaginanya dan "bless..."
akhirnya kontol tukul menembus memek sempit Vega... tukul
merasakan nikmat yang tiada tara, akhirnya lengkap sudah,
dia akhirnya berhasil ngentot Vega, gadis seksi yang selama ini mengisi
khayalannya saat dia masturbasi atau bahkan saat berhubungan intim ddengan
istrinya.
Vega bergerak liar, menggoyangkan pinggulnya untuk merasakan
setiap senti ruang memeknya tersentuh oleh batang kontol tukul. Pinggulnya naik
perlahan dan kemudian dibenamkan kembali ke arah kontolnya sedalam-dalamnya
hingga menyenntuh dinding rahimnya. Panjangnya kontol
tukul membuat dia leluasa menggerakan pinggulnya memutar-
mutar dan merasakan gelombang birahi yang tinggi hingga akhirnya diamenjemput
puncak orgasme yang entah keberapa kalinya.
Tukul balik memegang kendali, dia meminta Vega untuk
menungging dengan tangan berpangku di sofa, perlahan tukul mengarahkan
kontolnya ke memek vega dan bless, pacuan birahi pun kembali dimulai. Dengan
gaya doggy style, memek Vega yang rapat semakin terasa menjepit kontolnya
hingga akhirnya tukul merasakan kenikmatan yang tinggi dan
..."aaakhh..." gelombang kenikmatan menghantarkan pejunya keluar
menandakan tibanya puncak kenikmatan yang selama ini terpendam. Vega pun
kembali meraih orgasme yang tinggi ketika tukul memacu kontolnya bergerak
keluar masuk dengan kecepatan tinggi dan menyemburkan peju hangat dengan deras
di vaginanya.
Mereka berdua pun ambruk, disofa dengan nafas
terengah-engah, Vega meringkuk dipeluk oleh tukul dari belakang.
"Terima kasih Veg, itu ngentot paling nikmat yang
pernah saya alami"... kata tukul..
vega tidak menjawab, dia pun merasakan hal yang sama, tetapi
dia sadar bahwa dia sudah kebablasan, tadinya dia hanya ingin memberi tukul
handjob, tapi ternyata keterusan, ada sedikit penyesalan, dia merasa menjadi
perempuan murahan. Dia bergerak memunguti bajunya, menatap wajah tukul yang
jauh dari ganteng, pandanganya turun ke bawah melihat kontol yang baru saja
memberinya keikmatan.
Nafsu birahinya kembali muncul, dia bergerak perlahan
kemudian kembali nyepong kontol tukul yang masih lemas, hingga tegak kembali
dan siap tempur.
Mereka ngentot sekali lagi sebelum akhirnya pulang karena
kamar gantinya sudah digedor oleh satpam karena studio udah sepi dan waktunya
untuk pulang. Sejak saat itu, mereka sering berkali-kali curi kesempatan walau
untuk sekedar quickie sex disela-sela syuting yang menyita waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar